Penanggung Jawab Sejarah


Kami melihat dan terpana dengan paparan kenyataan yang membentang luas di depan sana. Tertegun dan merasa hampa. Namun dengan memahami kenyataan inilah kammi mendapat semangat untuk memperbaiki kondisi umat.
Jikalaupun semua orang enggan menoleh bahkan membiarkan gundukan permasalahan ini berserakan di depan pintu peradaban sambil mengatakan, “ini bukuan urusanku”. Maka biarkanlah kami yang menanggung beban berat ini. Kami rela untuk membuat baju kami kotor, rela untuk mengeluarkan keringat tanpa bayaran, bukan untuk hasil yang kami impi-impikan. Tapi kami rela melakukan semuanya karena kami cinta pada Tuhan. Kami ingin menjadi barisan prajurit yang dicintai Allah di sela-sela kegemilangan peradaban islam. Kami hanya ingin Allah menatap kami dengan tersenyum dan penuh rasa kasih sayang. Walaupun kami tahu Allah pasti tersenyum dan mengasihi kami, lebih dari pada apa yang kami tahu, tapi kami hanya ingin memastikan bahwa kecintaan kami kepada Tuhan akan menjadi percontohan abadi di muka bumi ini, sehingga kebaikan terus mengalir kepada kami.
Sehingga jikalaupun kami harus bertemu dengan Rasulullah di Telaga Kautsar nanti, beliau akan dengan bangga menyatakan kecintaannya pada kami.
Maka raga, jiwa, dan pikiran ini telah kami wakafkan seluruhnya pada Dzat Yang Maha Penyayang, untuk membela islam yang kami cintai. Karena yang kami rindukan adalah terciptanya Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghaffur.

Komentar