Ariku

Aku bersama kegelisahanku. Entah mengapa rasa itu tetiba muncul. Sejenak aku pun teringat pada sahabatku, Ari. Sejak pagi ia menghubungiku. Bercerita ini itu. Memaparkan apa yang mereka inginkan dan harapkan tahun ini.
Ari ingin pulang ke Medan. Katanya ia harus bekerja dan tinggal di sana. Jujur, sebenarnya aku sedih dengan rencana Ari. Karena, dengan begitu jarak antara aku dan Ari semakin jauh.
Padahal aku masih memiliki hutang kepadanya untuk menjelajahi Ciwidey. Rencana yang sudah kami gadang-gadang sejak kuliah dulu. Jika ia benar pergi, maka probabilitasku untuk melunasi janji tersebut sangat kecil. Bahkan hampir nol.
Tapi apa boleh buat, aku hanya bisa berdoa untuk Ari. Semoga seluruh cita-citanya tercapai. Hidupnya berkah dan bahagia. Aku harap persahabatan kita tidak akan pernah berakhir. Sampai kapan pun.
Terimakasih untuk Ariku yang selalu menginspirasi.

Komentar