Sudah sejak lama. Lama sekali aku berpikir mengenai keharusan sistem ekonomi berjalan. Bagiku, sistem ekonomi bukan hanya apa-apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Melainkan apa-apa yang kita kerjakan sepanjang hari. Selama hidup. Setiap menit. Dan, setiap detik.
Nyatanya, apa yang kita lakukan akan berkontribusi pada sistem ekonomi secara keseluruhan.
Ya, begitulah seharusnya orang-orang menyadari. Bahwa sistem ekonomi secara keseluruhan bermula dari individu di dalamnya.
Maka itu, tak berlebihan jika aku beranggapan bahwa dasar dari sistem ekonomi adalah karakter manusianya. Sistem ekonomi yang rakus dan curang, tentu dicipatakan oleh manusia-manusia yang demikian. Sementara sistem ekonomi yang berkeadilan, seimbang, dan menyejahterakan, akan lahir dari sekumpulan individu berkarakter baik. Ingat ya, sekumpulan individu (masyarakat). Bukan artinya individu sendirian.
Begitu pulalah aku memandang kesuksesan ekonomi islam. Intinya, terletak pada karakter dasar manusia yang bersahaja, beriman, dan bertakwa. Bukan hanya sekedar label syariah dengan segala jenis transaksi yang dikesankan halal.
Kesuksesan ekonomi islam akan tampak saat tidak ada satupun sumberdaya yang termubazirkan. Termasuk saat tidak ada kegiatan yang diselenggarakan secara berlebihan.
Sayangnya, hingga saat ini kita hanya bisa meneropong indahnya ekonomi islam dalam paper-paper yang terpublikasi di jurnal internasional. Bukan tanpa sebab. Hal itu terjadi karena umat belum sepenuhnya siap untuk menjalankan kepatuhan terhadap sistem ekonomi islam sendiri.
Namun, aku yakin. Lambat laun umat akan belajar, mengenai bagaimana ekonomi islam seharusnya direalisasikan. Aku yakin, Allah akan menuntun umat ke arah kedewasaan. Entah secara otodidak, ataupun disertai wasilah yang telah ditakdirkan.
Wallahualam
Yang sedang merindukan kajian ISEG
Haluan ekonomiku, Ekonomi Islam yang dilandasi kebersahajaan
Nyatanya, apa yang kita lakukan akan berkontribusi pada sistem ekonomi secara keseluruhan.
Ya, begitulah seharusnya orang-orang menyadari. Bahwa sistem ekonomi secara keseluruhan bermula dari individu di dalamnya.
Maka itu, tak berlebihan jika aku beranggapan bahwa dasar dari sistem ekonomi adalah karakter manusianya. Sistem ekonomi yang rakus dan curang, tentu dicipatakan oleh manusia-manusia yang demikian. Sementara sistem ekonomi yang berkeadilan, seimbang, dan menyejahterakan, akan lahir dari sekumpulan individu berkarakter baik. Ingat ya, sekumpulan individu (masyarakat). Bukan artinya individu sendirian.
Begitu pulalah aku memandang kesuksesan ekonomi islam. Intinya, terletak pada karakter dasar manusia yang bersahaja, beriman, dan bertakwa. Bukan hanya sekedar label syariah dengan segala jenis transaksi yang dikesankan halal.
Kesuksesan ekonomi islam akan tampak saat tidak ada satupun sumberdaya yang termubazirkan. Termasuk saat tidak ada kegiatan yang diselenggarakan secara berlebihan.
Sayangnya, hingga saat ini kita hanya bisa meneropong indahnya ekonomi islam dalam paper-paper yang terpublikasi di jurnal internasional. Bukan tanpa sebab. Hal itu terjadi karena umat belum sepenuhnya siap untuk menjalankan kepatuhan terhadap sistem ekonomi islam sendiri.
Namun, aku yakin. Lambat laun umat akan belajar, mengenai bagaimana ekonomi islam seharusnya direalisasikan. Aku yakin, Allah akan menuntun umat ke arah kedewasaan. Entah secara otodidak, ataupun disertai wasilah yang telah ditakdirkan.
Wallahualam
Yang sedang merindukan kajian ISEG
Haluan ekonomiku, Ekonomi Islam yang dilandasi kebersahajaan
Komentar
Posting Komentar