Yogyakarta, 17 Mei 2016
Aku sedang terduduk di sebuah ruangan segi empat dekat UGM. Tepatnya, di balik dinding kaca aku menatap butir-butir air yang jatuh dari langit, lalu membasahi tanah. Entah kenapa hari ini hatiku serasa sendu. Ngilu.
Karena itu, aku memutuskan berhenti menulis berita sejenak. Beralih merangkai kata di blog ini. Tempat curhat setiaku, sejak dulu.
Blog, kau tahu? Hari ini aku sangat merindukan satu tempat. Oh bukan satu ternyata. Tapi, dua. Tidak, tidak! Ternyata ada tiga. Pertama kamar tidurku di rumah. Jelas rumahku di Garut. Aku rindu berbaring di sana, merasai angin yang dengan lembut menyentuh pelipis dan kulit mukaku.
Atau membaca beberapa buku di kamar, sampai aku tertidur pulas. Termasuk menggambar sesuatu dan mewarnainya sampai aku bosan. Tentu masih di kamar tidur yang terletak di pojok timur, bagian rumahku.
Sejak dulu aku memang memiliki ikatan batin dengan tempat itu. Bukan tanpa alasan. Melainkan, karena aku memang dilahirkan di sana.
Ya, aku tidak bohong. Aku sungguh dilahirkan di tempat itu 24 tahun lalu. Karenanya, kemanapun aku pergi, tempat itulah yang paling ku rindu. Hasrat terbesarku jika sedang gamang adalah tidur di sana. Seperti sekarang ini. Karena menurutku, itu adalah tempat paling damai di muka bumi.
Tempat kedua adalah Perpustakaan FEB Unpad. Blog, aku merindukan tempat itu bukan karena di sana banyak buku. Bukan pula karena di sana sunyi. Bagiku Perpus FEB Unpad adalah tempat paling nyaman untuk tidur. Setelah bertumpuk buku ku baca, tanpa sadar sering sekali aku tertidur. Jika bukan karena dibangunkan seseorang, aku mungkin bisa saja tidur sampai malam di sana.
Entah mengapa pula, seluruh beban pikiranku bisa hilang jika aku memasuki gedung bercat gading itu. Aaaah, sudahlah. Aku tidak ingin panjang lebar. Yang jelas aku rindu sekali Perpustakaan FEB Unpad. Ingin sekali aku menghabiskan waktu di sana seharian. Tapi sialnya, pusat baca milik kampus itu hanya buka 8 jam dan lima hari selama sepekan.
Tempat ketiga adalah Taman Hutan Raya Haji Djuanda, Dago Pakar. Aku ingin berlari-lari di sana. Menghirup udara segar. Lalu berjalan kaki berkilo-kilo meter sampai menembus Lembang. Sudah hampir dua tahun aku tidak melakukan aktivitas seperti itu di sana. Padahal dengan begitu otakku biasanya menjadi segar. Di Jogja sulit menemukan tempat seperti itu. Tidak ada, bahkan.
Ah sudahlah. Aku tak mau lagi berceloteh ini itu. Yang jelas aku rindu ketiga tempat tersebut. Aku ingin menyendiri di salah satu tempat itu. Untuk kali ini, aku benar-benar ingin pulang.
Aku sedang terduduk di sebuah ruangan segi empat dekat UGM. Tepatnya, di balik dinding kaca aku menatap butir-butir air yang jatuh dari langit, lalu membasahi tanah. Entah kenapa hari ini hatiku serasa sendu. Ngilu.
Karena itu, aku memutuskan berhenti menulis berita sejenak. Beralih merangkai kata di blog ini. Tempat curhat setiaku, sejak dulu.
Blog, kau tahu? Hari ini aku sangat merindukan satu tempat. Oh bukan satu ternyata. Tapi, dua. Tidak, tidak! Ternyata ada tiga. Pertama kamar tidurku di rumah. Jelas rumahku di Garut. Aku rindu berbaring di sana, merasai angin yang dengan lembut menyentuh pelipis dan kulit mukaku.
Atau membaca beberapa buku di kamar, sampai aku tertidur pulas. Termasuk menggambar sesuatu dan mewarnainya sampai aku bosan. Tentu masih di kamar tidur yang terletak di pojok timur, bagian rumahku.
Sejak dulu aku memang memiliki ikatan batin dengan tempat itu. Bukan tanpa alasan. Melainkan, karena aku memang dilahirkan di sana.
Ya, aku tidak bohong. Aku sungguh dilahirkan di tempat itu 24 tahun lalu. Karenanya, kemanapun aku pergi, tempat itulah yang paling ku rindu. Hasrat terbesarku jika sedang gamang adalah tidur di sana. Seperti sekarang ini. Karena menurutku, itu adalah tempat paling damai di muka bumi.
Tempat kedua adalah Perpustakaan FEB Unpad. Blog, aku merindukan tempat itu bukan karena di sana banyak buku. Bukan pula karena di sana sunyi. Bagiku Perpus FEB Unpad adalah tempat paling nyaman untuk tidur. Setelah bertumpuk buku ku baca, tanpa sadar sering sekali aku tertidur. Jika bukan karena dibangunkan seseorang, aku mungkin bisa saja tidur sampai malam di sana.
Entah mengapa pula, seluruh beban pikiranku bisa hilang jika aku memasuki gedung bercat gading itu. Aaaah, sudahlah. Aku tidak ingin panjang lebar. Yang jelas aku rindu sekali Perpustakaan FEB Unpad. Ingin sekali aku menghabiskan waktu di sana seharian. Tapi sialnya, pusat baca milik kampus itu hanya buka 8 jam dan lima hari selama sepekan.
Tempat ketiga adalah Taman Hutan Raya Haji Djuanda, Dago Pakar. Aku ingin berlari-lari di sana. Menghirup udara segar. Lalu berjalan kaki berkilo-kilo meter sampai menembus Lembang. Sudah hampir dua tahun aku tidak melakukan aktivitas seperti itu di sana. Padahal dengan begitu otakku biasanya menjadi segar. Di Jogja sulit menemukan tempat seperti itu. Tidak ada, bahkan.
Ah sudahlah. Aku tak mau lagi berceloteh ini itu. Yang jelas aku rindu ketiga tempat tersebut. Aku ingin menyendiri di salah satu tempat itu. Untuk kali ini, aku benar-benar ingin pulang.
Komentar
Posting Komentar