Apakah kita?



Mengapa Tuhan menciptakan ia yang begitu baik? Aku berharap Tuhan menjawab, "Karena ia akan dihadiahkan untukmu, Rizma."

Namun itu semua masih angan-angan bukan. Masih cukup jauh dari kenyataan. Sampai sekarang ia hadiah untukmu atau bukan, jelas tidak ada yang tahu. Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Selalu ia yang mengatakan, "Akan beruntung pria yang memperistrimu." Tapi menurutku, akan jauh lebih beruntung jika seorang perempuan memiliki suami sepertimu.

Manusia memang selalu berpikir sebaliknya bukan. Dan begitulah kita. Selalu begitu.

Kebaikanmu, dari satu kebaikan ke kebaikan yang lain, membuatku semakin tak ingin melepasmu. Tapi lagi-lagi pemilik sejatimu adalah Tuhanku.

Yang entah bagaimana ia melukis takdir kita di masa depan.

Akankah kita benar-benar saling melengkapi dan memiliki?

Komentar