Sepatah pun, ia tak pernah menjanjikan sesuatu kepadaku. Ia malah justeru menyuguhkan berbagai konsekuensi logis mengenai kehidupan seorang wartawan yang serba pas-pasan. Seolah ia hendak berkata, hidupmu akan susah bila memilihku. Hal ini terlihat saat ia beberapa kali berkata, "Aku kasihan pada istriku nanti."
Apa menurutnya aku ini perempuan yg layak dikasihani ya? Atau dikiranya aku ini perempuan yang akan merengek minta ini itu.
Ya, mungkin iya, jika ke depannya aku akan merepotkan suamiku. Tapi aku manusia yg biasa hidup berdikari selama belasan tahun lamanya. Jadi aku sama sekali tak pernah berpikir untuk merepotkan siapapun dalam hidupku. Termasuk suamiku kelak.
Komentar
Posting Komentar